pic credit to google
Pernahkah anda menatap orang-orang yang anda sayang saat mereka sedang
tidur? Kalau belum, cubalah sekali saja menatap mereka saat sedang
tidur.
Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari
seseorang.
Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun
akan tampak polos dan jauh berbeza jika ia sedang tidur.
Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak
wajah bengisnya.
Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sedarilah, betapa
badan yang dulu kuat dan gagah itu kini semakin tua dan lemah, betapa
rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai
terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk
kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja
asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.
Sekarang, beralihlah. ... Lihatlah ibu anda... . Hmm... kulitnya mulai
keriput dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu
kini kasar kerana menempuhi kehidupan yang mencabar demi kita. Orang
inilah yang tiap hari menguruskan keperluan kita. Orang inilah yang
paling rajin mengingatkan dan membebeli kita semata- mata kerana rasa
kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah ertikan.
Cubalah menatap wajah orang-orang yang kita cintai..sayangi itu... Ayah, Ibu, Suami, Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya...
Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan-lahan saat menatap wajah mereka yang terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa
banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk
kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang-kadang tertutupi oleh salah
faham kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.
Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu akan tampak lagi
melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang
kadang melelahkan serta memenatkan mereka namun enggan mereka ungkapkan.
Dan ekspresi wajah ketika tidur pun membantu untuk mengungkap segalanya.
Tanpa kata, tanpa suara dia berkata... "betapa lelahnya..penatnya aku
hari ini". Dan penyebab lelah dan penat itu? Untuk siapa dia berpenat
lelah Tak lain adalah KITA... ..
Suami yang bekerja keras mencari nafkah, isteri yang bekerja keras
mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat
yang telah menemani hari-hari suka dan duka bersama kita.
Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan
menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan rasa
terharu seketika menerpa jika mengingat itu semua.
Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok mereka "orang-orang
terkasih itu" tak lagi membuka matanya, untuk selamanya ... "
ayat terakhir tu.. menyedihkan
ReplyDeletesimple yet so nicee....
ReplyDeletegadis gula2: hmm sha hampir menitiskan air mata mase tulis ayat tu
ReplyDeleterebe: thanks dear