April 13, 2011

AYAH yang baik


Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu hari, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Di salah satu lekungan jalan, ada sebuah kereta dipandu laju Ternyata pemandunya mabuk dan terlanggar kereta anak beranak ini. Si ayah selamat, namun si anak terkeluar. Kepalanya terhantuk jalan, dan otaknya tergegar. Setelah beberapa lama di hospital akhirnya si anak menjadi baik tapi ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Si ayah sungguh sedih dan hanya memeluk erat anaknya kerana ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang diperlukan oleh anaknya.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta ini. Dia sentiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan teringin makan aiskrim tapi si ayah mendiamkan diri. Sebab melihat anaknya sedang demam, dan aiskrim akan menambahkan lagi demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai teruka tangan si anak, kerana ternyata tempat 'hangat' tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang sedang terbakar.

Suatu kali anaknya kesal kerana ayahnya membuang loket kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa loket yang tajam itu sudah berkarat. Namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya berharap anaknya percaya kalau ayahnya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan diri, dia merasa terseksa, namun ia sentiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya berdo'a dan berharap, kalau suatu saat Allah dapat memberi mukjizat. Setiap hari jam4 pagi, dia bangun untuk mendo'akan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yang tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Allah telah mengabulkan do'a sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yang telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. "Ayah, terima kasih, selama ini engkau telah setia menjagaku."


Kadang-kadang kita akan berkelakuan seperti Anak itu. Kadang-kadang kita kita Buta dan Tuli, tidak mahu sedikit pun mendengar dan melihat sekeliling kita. Tapi Allah sebagai AYAH YANG BAIK dan SETIA pada Kita.
Dia selalu dengan sabar menolong & membantu kita.


Kisah tauladan dari Indonesia

2 comments:

1000 of thanks for your comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...